Setelah keadaan perut yang sudah dipenuhi sama menu buka puasa yang disediakan masjid, kebiasaan perilaku manusia yang akan terjadi adalah mengantuk.
Malam itu, setelah sholat maghrib, saya langsung menuju beberapa shof ke belakang. Sholat sunnah pun tidak, saya langsung merebahkan badan ke lantai, tepat dibawah kipas yang sangat menyejukan kepala.
Entah ini efek kekenyangan atau efek bulan puasa yang membuatku mengubah jam tidur. Bisa juga karena siang itu saya baru menyelesaikan ujian terakhirku, dan itu membuatku tidak bisa tidur malam sebelumnya karena membaca materi ujian.
Tiba - tiba teman saya dari Somali yang tinggal di Saudi bernama Gido menghampiriku, dan merebahkan badan disampingku.
"ah, Im really tired bro, I dont know why"
"Yah bro, me too. I cant sit even. So, what's up?" jawabku
"Alhmdulillah good Zul, How about you? When is your last exam?"
"Alhmdulillah, me too. I've finished today!" saya menjawab dengan mata sayup.
Dua teman saya yang lain menghampiri setelah imam mengakhiri doanya. Mereka adalah Zaw Zaw Aung dari Myanmar, Ilham dari Padang, Indonesia dan Abdallah dari Eritrea.
Setelah menanyakan kapan pulang ke rumah karena kampus saat ini adalah musim liburan. Saya membuka obrolan dengan isu yang berkembang saat ini.
"hei kalian, pasti kalian tahu tentang berita 'rainbow'? tanyaku melengos.
"haha Zul, kamu membuka topik pembicaraan ini?" jawab Abdallah, "Saya pun tidak tahu ada apa di dunia saat ini. Saya yakin ini kiamat sudah sangat dekat sekali!" dia menekankan
Tak lain dan tak mungkin, berita 'rainbow' adalah berita tentang diakuinya pernikahan sesama jenis di AS. Dan itu bermula ketika pemerintahan setempat mengetuk palu hukum tadi malam, bahwa pernikahan sejenis bukan suatu tindakan yang salah.
"Ini adalah langkah awal bagi barat bahwa mereka juga akan melegalkan pernikahan dengan anak kecil (pedofil). Mungkin juga mereka akan meresmikan pernikahan dengan adek atau kakak kandungnya !!" dia beragumen.
"Astaghfirullah, bagaimana bisa mereka menikahi sejenis? saya tidak habis pikir setelah melihat berita tadi malam. Dan saya juga sedang membaca tadi sebelum kalian membahas masalah ini" Gido menggeleng kepala sambil tidur dilantai.
"Come on! itulah kenapa ada alasan Allah menciptakan Adam (Adam) dan Hawa (Eve), bukan Adam dan Steve!" kata Abdallah. "Sudahlah kita ini di dalam masjid, sebaiknya tidak usah membahas ini lebih dalam".
kalimat Abdallah membuat kami semua tertawa.
Malam tadi juga berlangsung tiga peristiwa berdarah di belahan dunia; bom bunuh diri di masjid syiah Kuwait, penembakan di pesisir pantai Tunisia, dan pemenggalan kepala di Perancis.
Saya juga pun kurang tahu, kenapa masalah - masalah tersebut selalu disangkut pautkan sama yang namanya agama. Mungkin mereka 'sedikit' salah mengartikan makna yang terkandung dalam kitab Al-quran. Istilah jawanya 'kesandung'. Dan kadang mereka menyalahgunakan konteks masa lalu dan sekarang. Salah satu contohnya adalah perdagangan manusia (budak).
Tak selang beberapa lama, Gido mentraktir kami semua minum teh khas Somali tepat di kedai sebelah masjid. Mau menolak sungkan, lumayan sebagai vitamin mata yang sudah agak merah dan bengkak. Ditambah lagi perut ini sedikit berkurang kapasitasnya dan harus diisi lagi.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, teh pun tersaji. Teh disediakan sangat panas, dan itu memang khas timur tengah.
Dari aroma bau sudah tercium ada rempah - rempah. Saya tidak tahu pasti, kemungkinan ada kombinasi jintan sama kayu manis. Dilihat dari penampilan agak sedikit mirip sama teh susu khas Malaysia.
Dikarenakan waktu isya' sudah tiba dan harus tarawih, kami harus sedikit lebih cepat menghabiskan minuman itu. Obrolan tadi hanya sebatas obrolan biasa yang tidak akan mengubah dunia dan seisinya.
Malam itu, setelah sholat maghrib, saya langsung menuju beberapa shof ke belakang. Sholat sunnah pun tidak, saya langsung merebahkan badan ke lantai, tepat dibawah kipas yang sangat menyejukan kepala.
Entah ini efek kekenyangan atau efek bulan puasa yang membuatku mengubah jam tidur. Bisa juga karena siang itu saya baru menyelesaikan ujian terakhirku, dan itu membuatku tidak bisa tidur malam sebelumnya karena membaca materi ujian.
Tiba - tiba teman saya dari Somali yang tinggal di Saudi bernama Gido menghampiriku, dan merebahkan badan disampingku.
"ah, Im really tired bro, I dont know why"
"Yah bro, me too. I cant sit even. So, what's up?" jawabku
"Alhmdulillah good Zul, How about you? When is your last exam?"
"Alhmdulillah, me too. I've finished today!" saya menjawab dengan mata sayup.
Dua teman saya yang lain menghampiri setelah imam mengakhiri doanya. Mereka adalah Zaw Zaw Aung dari Myanmar, Ilham dari Padang, Indonesia dan Abdallah dari Eritrea.
Setelah menanyakan kapan pulang ke rumah karena kampus saat ini adalah musim liburan. Saya membuka obrolan dengan isu yang berkembang saat ini.
"hei kalian, pasti kalian tahu tentang berita 'rainbow'? tanyaku melengos.
"haha Zul, kamu membuka topik pembicaraan ini?" jawab Abdallah, "Saya pun tidak tahu ada apa di dunia saat ini. Saya yakin ini kiamat sudah sangat dekat sekali!" dia menekankan
Tak lain dan tak mungkin, berita 'rainbow' adalah berita tentang diakuinya pernikahan sesama jenis di AS. Dan itu bermula ketika pemerintahan setempat mengetuk palu hukum tadi malam, bahwa pernikahan sejenis bukan suatu tindakan yang salah.
"Ini adalah langkah awal bagi barat bahwa mereka juga akan melegalkan pernikahan dengan anak kecil (pedofil). Mungkin juga mereka akan meresmikan pernikahan dengan adek atau kakak kandungnya !!" dia beragumen.
"Astaghfirullah, bagaimana bisa mereka menikahi sejenis? saya tidak habis pikir setelah melihat berita tadi malam. Dan saya juga sedang membaca tadi sebelum kalian membahas masalah ini" Gido menggeleng kepala sambil tidur dilantai.
"Come on! itulah kenapa ada alasan Allah menciptakan Adam (Adam) dan Hawa (Eve), bukan Adam dan Steve!" kata Abdallah. "Sudahlah kita ini di dalam masjid, sebaiknya tidak usah membahas ini lebih dalam".
kalimat Abdallah membuat kami semua tertawa.
statement di akun facebook Abdallah |
Malam tadi juga berlangsung tiga peristiwa berdarah di belahan dunia; bom bunuh diri di masjid syiah Kuwait, penembakan di pesisir pantai Tunisia, dan pemenggalan kepala di Perancis.
Saya juga pun kurang tahu, kenapa masalah - masalah tersebut selalu disangkut pautkan sama yang namanya agama. Mungkin mereka 'sedikit' salah mengartikan makna yang terkandung dalam kitab Al-quran. Istilah jawanya 'kesandung'. Dan kadang mereka menyalahgunakan konteks masa lalu dan sekarang. Salah satu contohnya adalah perdagangan manusia (budak).
Tak selang beberapa lama, Gido mentraktir kami semua minum teh khas Somali tepat di kedai sebelah masjid. Mau menolak sungkan, lumayan sebagai vitamin mata yang sudah agak merah dan bengkak. Ditambah lagi perut ini sedikit berkurang kapasitasnya dan harus diisi lagi.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, teh pun tersaji. Teh disediakan sangat panas, dan itu memang khas timur tengah.
Dari aroma bau sudah tercium ada rempah - rempah. Saya tidak tahu pasti, kemungkinan ada kombinasi jintan sama kayu manis. Dilihat dari penampilan agak sedikit mirip sama teh susu khas Malaysia.
Dikarenakan waktu isya' sudah tiba dan harus tarawih, kami harus sedikit lebih cepat menghabiskan minuman itu. Obrolan tadi hanya sebatas obrolan biasa yang tidak akan mengubah dunia dan seisinya.
penampilan teh Somali dan Abdallah sebagai background |
Ayah membaca Alquran dan anak 'membaca' hp |
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Sampaian Yang Anda Berikan
Salam Kenal dan Sukses Selalu
viagra jakarta
obat cialis
obat pembesar penis
obat kuat
maxman
pilbiru
klg
obat hammer of thor